BREAKING NEWS
» Trik Menghitung Pembagian Panjang dengan Cepat» Kalkulator Matematika Sederhana» BAB STATISTIKA» BAB Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV)» BAB Perbandingan» BAB Pyhtagoras

Semester 5

Semester 6

  • BAB PELUANG

  • Lainnya

    Wednesday, January 7, 2015

    BAB Bilangan Bulat

    Di sekolah dasar kamu telah mempelajari bilangan dan sifat-sifatnya. Di antaranya adalah bagaimana membilang banyak benda. Banyak benda tersebut kemudian dinyatakan dengan bilangan 0, 1, 2, 3, dan seterusnya sesuai dengan banyak bendanya. Karena itu, bilangan 0, 1, 2, 3, ... disebut bilangan cacah. Apakah semua situasi dapat dilambangkan dengan bilangan cacah? Sebagai contoh, dapatkah bilangan cacah digunakan untuk menjelaskan posisi seekor burung yang hinggap di puncak tiang layar sebuah perahu nelayan yang tingginya 3 meter, dan posisi pemilik perahu tersebut yang sedang menyelam di
    kedalaman 3 meter? Posisi 3 meter di atas permulaan laut dapat dilambangkan dengan +3, atau disingkat 3.
    Karena jarak 3 meter di atas permukaan laut sama dengan 3 meter di bawah permukaan laut, posisi 3 meter di bawah permukaan laut dilambangkan dengan -3. Bilangan +3 atau 3 dibaca positif
    3 dan bilangan -3 dibaca negatif 3.

    BAB 1 Bilangan Bulat (img: smartbimbel.com)
    Pada penjumlahan bilangan bulat kita akan mengenal lima sifat yakni sifat tertutup, sifat komutatif (pertukaran), mempunyai unsur identitias, sifat asosiatif (pengelompokan), dan mempunyai invers. Untuk penjelasan masing-masing silahkan simak di bawah ini.

    Sifat Tertutup
    Sifat tertutup maksudnya bahwa pada penjumlahan bilangan bulat, akan selalu menghasilkan bilangan bulat juga. Hal ini dapat dituliskan bahwa “Untuk setiap bilangan bulat a dan b, berlaku a + b = c dengan c juga bilangan bulat”.

    Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang sifat tertutup pada penjumlahan bilangan bulat, silahkan simak contoh soal di bawah ini.

    Contoh Soal 1
    a. –7 + 15 = 8
    di mana kita ketahui bahwa –7 dan 15 merupakan bilangan bulat dan 8 juga merupakan bilangan bulat.

    b. 18 + (–8) = 10
    Kita ketahui bahwa bilangan 18 dan –8 merupakan bilangan bulat dan bilangan 10 juga merupakan bilangan bulat.

    Sifat Komutatif (Pertukaran)
    Penjumlahan dua bilangan bulat selalu diperoleh hasil yang sama walaupun kedua bilangan tersebut dipertukarkan tempatnya. Hal ini dapat dituliskan bahwa “Untuk setiap bilangan bulat a dan b, selalu berlaku a + b = b + a”.
    Sifat-Sifat Penjumlahan Bilangan Bulat
    sifat komutatif pada penjumlahan bilangan bulat

    Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang sifat komutatif (pertukaran) pada penjumlahan bilangan bulat, silahkan simak contoh soal di bawah ini.

    Contoh Soal 2
    a. 2 + 8 = 8 + 2 = 10
    b. (–5) + 4 = 4 + (–5) = –1
    c. 6 + (–10) = (–10) + 6 = –4
    d. (–11) + (–12) = (–12) + (–11) = –23

    Mempunyai Unsur Identitas
    Bilangan 0 (nol) merupakan unsur identitas pada penjumlahan. Artinya, untuk sebarang bilangan bulat apabila ditambah 0 (nol), hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Hal ini dapat dituliskan bahwa “Untuk sebarang bilangan bulat a, selalu berlaku a + 0 = 0 + a = a.

    Sifat Asosiatif (Pengelompokan)
    Sifat ini menyatakan bahwa “Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c, berlaku (a + b) + c = a + (b + c).

    Untuk lebih memantapkan pemahaman Anda tentang sifat asosiatif (pengelempokan) pada penjumlahan bilangan bulat, silahkan simak contoh soal di bawah ini.

    Contoh Soal 3
    a.   (3 + (–6)) + 7 = –3 + 7 = 4
    => 3 + ((–6) + 7) = 3 + 1 = 4
    Jadi, (3 + (–6)) + 7 = 3 + ((–6) + 7).

    b.  (–2 + (–8)) + 12 = –10 + 12 = 2
    =>–2 + ((–8) + 12) = –2 + 4 = 2
    Jadi, (–2 + (–8)) + 12 = –2 + ((–8) + 12).

    Mempunyai invers
    Invers suatu bilangan artinya lawan dari bilangan tersebut. Suatu bilangan dikatakan mempunyai invers jumlah, apabila hasil penjumlahan bilangan tersebut dengan inversnya (lawannya) merupakan unsur identitas yaitu 0 (nol). Invers dari a adalah –a, sedangkan invers dari –a adalah a. Dengan kata lain, untuk setiap bilangan bulat selain nol pasti mempunyai invers, sedemikian sehingga berlaku a + (–a) = (–a) + a = 0.

    Post a Comment

     
    Copyright © 2013 Pusat Matematika SMP
    Powered byBlogger